By: Muhammad Iqbal Filayani
Penimbunan bahan plastik adalah metode yang
paling umum untuk pembuangan limbah ini. Banyak polimer sintesis yang tahan
terhadap degradasi kimia dan fisik, ketika bahan plastik tidak digunakan lagi
maka akan menimbulkan banyak masalah (Leja dan Lewandowicz, 2010).
Sebagian besar studi
biodegradasi pada plastik sedang dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme
mampu menurunkan sebagian besar bahan organik dan anorganik, ada banyak ketertarikan
dalam mikroba pendegradasi
plastik dan bahan limbah plastik (Raaman et al, 2012).
Mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi plastic belum sepenuhnya diketahui tentang enzim
yang digunakan untuk mendegradasi plastik buatan
seperti
polietilen (PE).
Limbah plastik dibuang di alam kadang-kadang bertahan selama
berabad-abad. Sampah plastikyang
ditimbun dalam tanah menghambat drainase tanah dan
mengurangi
kualitas lingkungan dan tanah,
tanah menjadi tandus untuk pertanian (Jeon dan Kim, 2014).
Degradasi mikroba plastik disebabkan oleh aktivitas enzim
tertentu yang menyebabkan pembelahan rantai polimer ke oligomer dan monomer. Monomer
yang larut dalam air dibelah kemudian lebih lanjut diserap oleh sel-sel mikroba
di mana mereka dimetabolisme. Hasil metabolisme aerob masing-masing berupa
karbon dioksida, air dan metana sebagai produk akhir. Degradasi menyebabkan
pemecahanpolimer menjadi monomer, kemudahan akumulasi oleh sel-sel mikroba
untuk degradasi lebih lanjut (Usha et al,
2011).
Evaluasi mengenai biodegradabilitas polimer plastik harus
dilakukan secara terpadu guna meminimumkan efek negatif yang mungkin timbul
akibat biodegradasi plastik di lingkungan. Bukan hanya uji fisiologi, seperti
uji enzimatis dan uji mikrobial, tetapi uji ekologi juga dilakukan untuk
mengetahui kompatibilitas polimer plastik terhadap lingkungan. Uji ekologi meliputi
uji penyebaran mikroba pengurai plastik dan nisbahnyadi lingkungan alam (Chrisnayanti
et al, 2000).
Plastik banyak
diproduksi dan digunakan secara luas untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bahan
pengemas hingga aplikasi kedokteran. Plastik yang pada umumnya terbuat dari
bahan baku minyak bumi menimbulkan banyak permasalahan lingkungan dengan
semakin seringnya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari (Chrisnayanti et al, 2000).
Plastik
terdiri dari
minyak bumi berbasis bahan
yang disebut
resin (misalnya,
polietilena dan polipropilen)
merupakan bahanyang tahanter hadap biodegradasi. Plastik menawarkan sejumlah
keunggulan dibandingkan bahan alternatif lanya,
biaya rendah, sangat tahan lama dan
relatif
tidak bisa dipecahkan.
Namun bahan plastik memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat atau
sulit untuk diuraikan, kemampuan daya apung plastik, ketahanan yang sangat
lama, dan ada dimana-mana pada lingkungan laut, dan juga sangat berbahaya bagi
ekosistem laut. Ketahanan plastik akan penguraian oleh lingkungan dan semakin
meningkatnya penggunaan plastik menyebabkan polusi berbahaya bagi lingkungan. Produksidari plastiktelah tumbuh secara signifikandalam
30
tahun terakhir rata-rata tingkat
pertumbuhan
tahunan sebesar 10%
(Raaman et al, 2012).
0 Comments