By: Muhammad Iqbal Filayani
Banyak
yang bertanya, sebenarnya organisme atau makhluk hidup yang dapat berevolusi
itu organisme yang seperti apa?. Meruntut pertanyaan tersebut sebenarnya semua
organisme atau semua spesies dapat melakukan evolusi. Namun apakah evolusinya dapat
membawa spesies tersebut pada keberhasilan hidup ataukah membawa pada
kepunahan. Tidak semua spesies yang berevolsui itu dapat melangsungkan
kehidupannya, dalam artian kehidupan yang langgeng, banyak spesies yang gagal ketika
melakukan proses evolusi.
Kemudian
apakah jika organisme berada pada kondisi lingkungan yang baru akan mengalami
evolusi?, tentu saja tidak semua akan mengalami evolusi. Organisme ada yang
menyesuaikan terhadap lingkungannya tanpa merubah struktur fisik maupun
fisiologisnya. Artinya dengan dirinya sendiri sekarang itu sudah cukup untuk
melakukan adaptasi tidak perlu mengembangkan struktur fisik atau fisiolgis yang
baru. Selain itu ada juga organisme yang mengembangkan struktur fisik dan
fisiologisnya.
Perubahan
terhadap struktur fisik dan fisiologis suatu organisme sudah barang tentu
dipengaruhi oleh faktor genotip atau faktor gennya. Perubahan akibat proses
adaptasi dengan lingkungan yang baru terlebih dahulu terjadi pada tingkat genetik.
Gen lah yang terlebih dahulu berubah, dan perubahan gen jika terjadi secara
alamiah tentu melalui proses mutasi alamiah. Ada juga perubahan tingkat gen akibat
hasil rekayasa genetika.
Mutasi
memang proses yang paling menentukan dalam evolusi organisme. Mutasi yang
terjadi secara cepat biasanya tidak terlalu menguntungkan bagi organisme
tersebut. Menurut prinsip evolusi bahwa spesies baru bukan merupakan bentuk
dari yang paling sempurna yang langsung hidup, tetapi dari bentuk sederhana yang
belum terspesialisasi. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu,
oleh proses mutasi, reproduksi diferensial dan seleksi alam. Pada tulisan saya terdahulu, jika menurut prinsip evolusi, Covid-19 hanya bermutasi saja belum
mengalami proses evolusi (bagaimana proses mutasi
Covid-19 akan dibahas pada tulisan selanjutnya).
Ditinjau
dari ciri-ciri evolusi diantaranya ialah perubahan yang terjadi adalah
perubahan populasi dan mempunyai faktor stabilitas serta mempunyai faktor perubahan
yaitu penyimpangan genetik dan juga adanya
faktor pengarah perubahan yg selektif, maka Covid-19 jelas belum mengalami evolusi.
Belum ada istilah populasi virus, karena virus tidak dapat membentuk populasi. Interaksi
virus dengan lingkungan hanya ada dalam sel inang saja yang digunakan untuk
memperbanyak dirinya. Perubahan Covid-19 juga tidak memiliki faktor stabilitas,
dilansir dari laman BPPT mengatakan ada 14 jenis mutase Covid-19 di Indonesia,
ini menunjukkan tidak adanya faktor stabilitas. Alasan lain lagi mutase Covid-19
bukan terjadi dari proses spesiasi. Apa itu spesiasi? Simak video berikut.
0 Comments